Keadaan Indonesia Tanah Bima dan Semangat Pemuda "Krisis Ekonomi"

Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya alam maupun manusianya, di indonesia juga lahir dan maju nya perkembangan sumber daya, baik yang berdaya guna maunpun tidak, namun di sini bergantung pada keperluan negeri ini sendiri. Namun disini juga lahir dan majunya kemodalan oleh keperluan bangsa asing. Dan Indonesia pun kini seperti terperkosa, seolah-olah sepopok kayu yang kena kelindungan, ini pun terjadi di tanah mungil Nusa Tenggara Barat yakni Kota Bima Wilayah Nusa Tenggara Barat bagian timur. Dan tanah leluhur ini dibagi kembali menjadi dua bagian yakni, kota dan kabupaten. Dikota terdapat berbagai macam industri, seperti konveksi, kontruksi, dan lain-lain. Sedangkan di kabupaten atau desa terdapat bawang, jagung, sayur, padi, sapi dan hasil lain buat makanan. Jadi dipukul rata kota memperusahakan barang pabrik atau produksi dan desa mengadakan hasil tanah dan ternak. 



Keadaan Indonesia di tanah Bima kini menjadi korban sejarah, politik, dan teknologi serta pengaruh jaman yang hari kian pesat dalam kemajuannya, tanpa mengenal siapa tuan dan siapa lawan. Bima kini sangat membinggungkan. Mayoritas masyarakat Bima baik yang merantau dan yang tinggal di Bima tidak pernah tau berapa luas hutan Bima, berapa luas daerah kota dan kabupaten hingga desa baik yang lindung bahkan yang tidak lindung. Masyarakat tidak pernah tau apapun tentang Bima jika tidak di beritahu, padahal petugas yang harus memberitahu masyarakat itu bernama pemerintah, tidak pernah memberikan informasi secara terbuka dan jujur kepada publik, yang kata orang malah cenderung di sembunyikan oleh para ajudan baik itu Walikota maupun Bupati.



KITA TAHU BAHWA BIMA merupakan salah satu daerah yang memiliki masa lalu yang heroik dan epik dalam peta sejarah nasional, jauh sebelum imperium majapahit dideklarasikan Raden Wijaya baru pada tahun 1293 masehi di Tumapel (sekarang malang). Meskipun kitap BO (dokumen utama sejarah Bima lama) sudah banyak yang di sensor oleh penulis istana di era Kesultanan (bahkan memusnahkan BO kuno yang ditulis dalam aksara Mbojo hanya dipandang tidak islami.



SETELAH sedikit membahas sejarah, rasanya tidak terlalu lancang untuk berbicara Bima dalam konteks kekinian. Kondisi Bima saat ini tidak terlepas dari dinamika panjang pembangunan dimasa silam. Sederhannya, wajah Bima yang kita saksikan saat ini adalah hasi turun-temurun sejak dahulu kala. Kalaulah benar Bima dimasa lalu adalah tanah yang kuat (baik ekonomi dan supremasi politiknya) sehingga wilayah kekuasaannya sampai dikawasan-kawasan timur seperti Sumba, pulau-pulau Glenteng, Ende dan Manggarai maka bila dibandingkan dengan sekarang adalah kemunduran.



BIMA KASTA EKONOMI sebagai pekerja keras dalam kasta-tani, kasta-buruh dan kasta tengah (amtenar, saudagar, tani besar, kaum terpelajar dan sebagainya). Diantara kasta-kasta ini, kasta buruhlah yang terkuat dan makin hari makin kuat, karna kuam buruhlah yang menjalankan industri, yakni nyawanya ekonomi, dan kasta buruh pula yang termaju pikiran dan wataknyanya dalam pergerakan ekonomi dan politik. Pada kenyataan ini Gaji amtenar yang besar-besar dinaikkan, laskar, armada, dan polisi dibesarkan. Sementara pajak dinaikan buruh dilepas dan diturunkan gajinya uang keluar buat pendidikan dan kesehatan rakyat diturunkan serta hasil tani dan ternak masyarakat dengan nilai rendah.  






 

Post a Comment

0 Comments