Sejarah Peradaban RABA PONDA Perlahan Terlupakan Oleh Generasi Penantang Zaman

Sisaseni - Perkembangan zaman di era teknologi menuntut beberapa kemajuan bagi peradaban umat manusia secara menyeluruh, sehingga beberapa perubahan waktu dan peristiwa terjadi begitu cepat, namun pada kenyataannya sejarahlah yang menjadi pemenang dan mengajarkan nilai dari suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau. Terciptanya  pegeseran waktu, dimana suatu generasi melewati peristiwa dengan segala perubahan sehingga ia dapat disebut sejarah.

Peradaban perlahan terlupakan mengajak kita menoleh ke belakang, pada masa di mana waktu yang sangat silam, terjadi pada generasi RABA PONDA atau KAMPO TOLO (Kampo Tolo) pada sekitar tahun 1915 - 1960 atau bahkan bisa saja jauh sebelum tahun itu, dari hasil pengamatan serta cerita-cerita dari sastra lisan yang bersumber dari beberapa tokoh yang pernah tinggal di RABA PONDA yaitu Hadijah atau biasa di sebut ina juji, pada masa itu masyarakat Raba Ponda hanya berdomisi sekitar 10 sampai 15 kepala keluarga.


Gambar : Ilustrasi RABA PONDA


Jauh Sebelum RABA PONDA ada KAMPO TOLO (kampung sawah) dimana tempat ini merupakan kediaman sekaligus tempat tinggal masyarakat Kampo Tolo yang waktu itu hanya berkisar 15 kepala keluarga. Masyarakat Kampo Tolo hidup dengan suasana damai dan tentram dengan pematang sawah dan ladang yang luas. Namun tidak terlepas dari jajahan Jepang atau masyarakat disekitar menyebutnya Nipon dan juga Belanda.

KAMPO TOLO atau kampung sawah pada waktu itu sering dilanda banjir hingga setinggi 2 meter tentu membuat beberapa petinggi masyarakat Kampo Tolo resah tentang banjir atau MBERE yang terjadi melanda Kampo Tolo. Karna arus air dari POKI (masyarakat menyebutnya sekarang adalah Jatiwangi)  yang meluap di Kampo Tolo, karna DAM (RABA) berjarak beberapa meter dari Kampo Tolo, tentu menjadikan Kampo Tolo rawan banjir.

Gambar : Ilustrasi Kampo Tolo

 

Setelah beberapa minggu banjir surut tumbuhlah beberapa tanaman dan sayuran akibat arus banjir, dan sungai waktu itu kering sehingga tanaman liar mudah tumbuh, ada satu tanaman LABU (PONDA) yang membuat inspirasi salah seorang masyarakat Kampo Tolo, ingin merubah nama kampo tolo menjadi RABA PONDA, lantaran Kampo Tolo sering terkenda banjir dan sisa banjir membuahkan tanaman atau sayuran LABU (PONDA), dan jarak kampo tolo berdekatan dengan DAM (RABA), sehingga terbentuk lah nama kampung baru yang di sebut RABA PONDA (S.G)

Post a Comment

0 Comments